Toy Story 2 (1999)


Menyambung dari postingan sebelumnya yang ngebahas bagian pertama (Toy Story)...

Directed by John Lasseter ; Produced by Karen Robert Jackson, Helene Plotkin ; Screenplay by Andrew Stanton, Rita Hsiao, Doug Chamberlain, Chris Webb ; Story by John Lasseter, Pete Docter, Ash Brannon, Andrew Stanton ; Starring Tom Hanks, Tim Allen ; Music by Randy Newman ; Cinematography Sharon Calahan ; Editing by Edie Bleiman, David Ian Salter, Lee Unkrich ; Studio Pixar ; Distributed by Walt Disney Pictures ; Release date(s) November 24, 1999 ; Running time 92 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $90 million ; Gross revenue $485,015,179

Genre: Fantasy, Comedy, Animation, Kids&Family
Rated: G (General)
RottenTomatoes: 100% (8.6/10)
Metacritic: 88/100
NikenBicaraFilm:

Sinopsis:
Andy, sang pemilik para mainan ajaib tersebut pergi ke camp musim panas, sehingga Woody dan kawan-kawannya bisa bebas melakukan apa aja tanpa perlu berpura-pura mati. Woody, yang tidak menyadari bahwa dirinya merupakan mainan langka dan berharga, gag sengaja jatuh ke seorang kolektor mainan yang ingin menjualnya dengan harga tinggi. Maka dimulailah kembali petualangan Woody, Buzz dan teman-temannya. Woody berusaha menyelamatkan diri sedangkan Buzz mengajak pasukan mainan Andy yang lain untuk menyelamatkan Woody.


Review:
Sudah jadi ketakutan yang wajar di dunia perfilman bahwa ekspektasi penonton dan para kritikus terhadap sebuah sekuel film adalah lebih besar dari film pertamanya. Beberapa film berhasil menaklukkan ketakutan itu. Sebut aja Lord of The Ring dan Spiderman. (*Walaupun bagi saya Spiderman 2 punya big failure dimana Spiderman membuka topengnya di depan para penumpang kereta api yang berusaha ia selamatkan – hal ini membuat saya jadi males nonton film berikutnya). Toy Story 2, yang rilis 4 tahun setelah kesuksesan Toy Story di dunia animasi CGI dengan hebatnya mampu menunjukkan bahwa Pixar mampu membuat sekuel yang sama baiknya dengan film sebelumnya. Sama kocaknya, sama cerdasnya, sama nikmatnya untuk ditonton, and even better, Toy Story 2 jelas tampil dengan animasi graphic 3 D yang jauh lebih baik dibandingkan film pertamanya. Keliatan sekali dari tokoh Woody, yang mendadak kalo kita balik nonton film pertamanya akan terasa sangat kasar jika dibandingkan Woody di Toy Story 2.

Di bagian kedua ini, ada beberapa tokoh mainan baru yang sebelumnya gag ada di episode sebelumnya. Tokoh paling krusial tentu saja adalah Jessie, si cowboy girl yang akhirnya jadi teman baik Woody - yang akhirnya muncul lagi di Toy Story 3. Ada juga Mrs. Potato Head yang hadir sebagai pacar si Mr. Potato Head. Ada pula Stinky Pete The Prospector yang berperan sebagai si jahat menggantikan Sid di film sebelumnya. Yang menarik tentu saja adalah kemunculan mainan Barbie. Tidak ada mainan yang sepopuler Barbie, dan kita pasti bertanya-tanya kapan mainan tersebut akan muncul di dunia Woody. Untungnya, biarpun perannya gag penting-penting banget mainan tersebut muncul juga di sini.

Jika pada film sebelumnya, ketakutan Woody yang dibahas adalah bagaimana jika Andy tidak lagi menjadikannya sebagai mainan kesayangan, di film kedua ini ketakutan yang coba dibahas adalah bagaimana jika Andy tidak menginginkan mainan lagi – seiring dengan si pemilik yang beranjak dewasa. Kesedihan Jessie di sini jelas tergambarkan dengan baik. Dan jujur, agak freak juga untuk mengatakan bahwa saya bersimpati kepada sebuah mainan. Mainan. Bayangkan! Pastinya adek kecil yang nonton film ini akan mulai menjaga mainannya dengan baik. *Asal mainannya gag boneka Chucky aja. Kalo itu mah nyeremin banget!!*. Hal ini, membuktikan bahwa Lasseter, yang juga menyutradarai bagian pertamanya, dengan baik mampu membangun emosi penonton. Hal yang kerap dilakukan Pixar untuk membangun ikatan antara penonton dengan tokoh-tokoh kartun ciptaan mereka di film-filmnya. Alhasil, karakter masing-masing tokoh mainan tersebut begitu hidup. Tidak sekedar tokoh kartun yang bisa membuat kita ketawa, tapi juga bisa membuat kita kasihan. Hmmm... rasain deh kalo nonton Toy Story 3. Lebih sedih lagi!! =)

Tapi, gag tau kenapa, tapi sebenarnya saya lebih suka Toy Story pertama daripada bagian keduanya. Bukan yang kedua ini jauh lebih buruk. Enggak juga. Ini masalah selera aja sih sebenarnya. Tapi yang pertama itu menurut saya lebih kocak. Saya ketawa terpingkal-pingkal ngeliat kelakuan Rex dkk. Apalagi waktu mainan-mainan Sid yang aneh bin ajaib itu muncul. Sumpah, hilarious banget. Momen paling kocak di film kedua ini mungkin justru buat saya hadir di bagian akhir film. Waktu credit title. Sumpah jenius banget ni bagian akhirnya. Jadi di bagian akhirnya ini si Woody dkk pura-pura sebagai artis beneran yang bisa salah akting sehingga sutradaranya terpaksa ngomong “Cut!”. Kocak mampus dehhh nih beneran... ^^

Overview:

Toy Story 2 hadir sebagai film yang sama menghiburnya dengan film pertamanya, dengan animasi yang jauh lebih baik.

Direkomendasikan untuk:
Semua penggemar film, dari anak kecil sampai kakek-kakek.

(...bersambung ke Toy Story 3)

Komentar

  1. Thank you ya kak, izin review nya dimasukkan dalam tugas sekolah ya kak love you 😉

    BalasHapus

Posting Komentar

Your comment is always important to me. Share di sini!