Super (2010)



Directed by James Gunn ; Written by James Gunn ; Starring Rainn Wilson, Ellen Page, Liv Tyler, Kevin Bacon, Nathan Fillion, Michael Rooker ; Music by Tyler Bates ; Cinematography Steve Gainer ; Editing by Cara Silverman ; Studio This Is That Productions, HanWay Films, Ambush Entertainment ; Distributed by IFC Films (United States), StudioCanal (International ; Release date(s) September 12, 2010 (2010-09-12) (TIFF), April 1, 2011 (2011-04-01) (United States) ; Country United States ; Language English ; Budget $2 million ; Gross revenue $324,138

Genre: Comedy, action, adventure
Rottentomatoes: 47% (5.5/10)
NikenBicaraFilm:

Sinopsis:
Super bercerita tentang Frank (Rainn Wilson), seorang koki sederhana di sebuah rumah makan yang menemukan kebahagiaannya dalam 2 momen di tengah hidupnya yang mengenaskan. Momen pertama, ketika ia menikahi Sarah (Liv Tyler). Momen kedua, ketika ia menunjukkan arah penjahat yang kabur kepada polisi. Suatu ketika, ia menemukan istrinya Sarah (Liv Tyler) meninggalkan dirinya untuk bersama dengan penjahat tengik Zach (Kevin Bacon). Hal ini menghancurkan hati Frank, dan seolah-olah menegaskan dirinya bahwa ia adalah seorang ‘L’ alias Loser. Namun kemudian, melalui petunjuk dan pencerahan yang dipercayainya berasal dari Tuhan, Frank menjadikan dirinya seorang Superhero bernama Crimson Bolt, yang berjuang melawan para kriminal, dengan dibantu si Bolty Girl (Ellen Page).


Review:
Sulit emang untuk tidak membandingkan Super dengan Kick-Ass (2010). Kalo sodara-sodara uda pernah nonton Kick-Ass, Anda pasti menyadari bahwa ada kemiripan dari segi cerita antara Kick-Ass dan Super. Apalagi, kedua film tersebut dirilis pada waktu yang berdekatan. Gag salah kalo kemudian banyak yang menyebut Super meniru kesuksesan Kick-Ass. Kedua film tersebut sama-sama menceritakan seorang manusia biasa yang ingin menjadi seorang superhero. Bedanya, pada Kick-Ass cerita itu mengabur pada akhirnya semenjak kehadiran tokoh yang fenomenal: Hit-Girl (diperanin oleh the rising star: Chloe Moretz) dan ayahnya, Big Daddy. Kick-Ass yang seharusnya menjadi tokoh utama dari awal sampai akhir mendadak menjadi pemeran pendukung karena tenggelam oleh hadirnya dua tokoh tersebut yang kemudian mendominasi film. Sementara pada Super, tokoh Crimson-Bolt yang jati diri sebenarnya adalah Frank, tetaplah tokoh utama dari awal sampai akhir. Selain itu, Super lebih konsisten menampilkan seorang superhero jadi-jadian yang gag punya kekuatan dan gag punya keahlian khusus. Hasilnya, jauh lebih real dibandingkan Kick-Ass yang setelah pertengahan menjadi film dengan superhero yang ‘impossible’, alias terlalu hebat untuk menjadi kenyataan, dengan hadirnya sosok Hit-Girl : anak kecil yang mahir membuat kaki lawannya putus dalam sekali tebas. *Yeah, altough many people said that kick-ass is really cool and awesome, frankly, i’m not a big fans of kick-ass movie.

Memang, secara efek visual dan adegan action, Kick-Ass jauh lebih fenomenal untuk disaksikan. Saya menyadari bahwa banyak yang tergila-gila pada Chloe Moretz sejak wajahnya yang imut-imut nampang di film Kick-Ass –*wajah imut-imut yang sebenarnya sadis. Tapi, saya rasa Super hanya berusaha untuk tampil lebih normal dan lebih real. Dan itulah yang menurut saya menjadi daya tarik utama dari film ini. Super juga tampil dengan lebih menampilkan sisi humanis seorang Frank, dibandingkan karakterisasi yang ditunjukkan Dave Lizewski pada Kick-Ass.

Super juga menawarkan komedi yang lebih kelam, sebuah black-comedy bergaya komikal yang cukup lucu, sebenarnya. Walaupun ada beberapa poin yang agak terlalu satir dan sedikit jayuz. Saya suka bagaimana Jamie Gunn memasukkan beberapa unsur komikal bergaya metafora di film Super ini. Humor Super juga sedikit lebih dewasa, karena dimasukkannya hal-hal yang berbau s*x, pun juga karena tokoh utamanya adalah seorang laki-laki dewasa. Tidak seperti Kick-Ass yang tokoh utamanya seorang cowok ABG.

Tapi tentu saja mungkin agak terlalu sulit menandingi kesuksesan Kick-Ass. Disebut-sebut Super hanya mampu meraih pendapatan 46 ribu dollar di minggu pertama penayangannya di bioskop – itu jumlah yang mengecewakan. Formula superhero yang berasal dari orang biasa yang gag punya kekuatan jadi agak terasa tidak spektakuler karena Super dirilis setelah Kick-Ass tampil menggebrak. Ya, memang agak mengenaskan. Taste Kick-Ass juga terasa lebih glamor jika dibandingkan Super, dan joke-joke Super juga agak terasa terlalu dewasa. Kick-Ass memiliki rasa yang fun, tapi Super tampil sedikit lebih depresif. Dave digambarkan sebagai pecundang yang konyol dengan segala kenekatan, dan segala kepolosannya, namun Frank hidup sebagai karakter pecundang yang tersia-sia dan menyedihkan. But, saya pikir Rainn Wilson (yang terkenal berkat TV series The Office) dengan baik mampu menghidupkan karakter Frank – dan secara tidak langsung mampu memberikan simpati kepada tokoh yang ia perankan.

Yang paling outstanding tentu saja adalah karakter Ellen Page sebagai Libby alias Bolty Girl. Gadis kekanak-kanakan yang bercita-cita menjadi superhero, dengan gaya idiot dan kampungannya, plus tawa ala kuda yang sangat gag enak didengerin. Karakternya memang agak annoying sih, dan lebih menyusahkan daripada membantu si Crimson Bolt. Tapi saya rasa karakternya paling mencolok di sini, apalagi diduetkan dengan karakter Frank yang bertolak belakang darinya. No, dia bukan karakter ala Hit-Girl yang jagoan. Dia bahkan lebih idiot daripada Frank si Crimson Bolt.

And btw, saya juga suka bagaimana film ini berakhir.

Overview:
Super memang jauh lebih sederhana dibandingkan Kick-Ass, namun bagi saya karakternya jauh lebih hidup dan plot ceritanya tidak se-mbulet Kick Ass yang makin lama malah semakin mengada-ada. Agak lebih booring memang, tapi saya enjoy-enjoy saja kok menikmati film ini dari awal sampai akhir.

Komentar