Us (2019) (4/5) : Review & Analisa


RottenTomatoes: 99% | IMDb : 7.4/10 | Metascore: 80/100 | NikenBicaraFilm: 4/5

Rated: 17+ | Genre: Horror, Thriler

Directed by Jordan Peele ; Produced by Jason Blum, Ian Cooper, Sean McKittrick, Jordan Peele ; Written by Jordan Peele ; Starring Lupita Nyong'o, Winston Duke, Elisabeth Moss, Tim Heidecker ; Music by Michael Abels ; Cinematography Mike Gioulakis ; Edited by Nicholas Monsour ; Production companies Blumhouse Productions, QC Entertainment, Monkeypaw Productions ; Distributed by Universal Pictures ; Release date March 8, 2019 (SXSW), March 22, 2019 (United States) ; Running time 116 minutes ; Country United States ; Language English;  Budget $20 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Sebuah keluarga sedang berlibur musim panas ketika mereka mendapat teror dari keluarga misterius, yang ternyata berwajah seperti mereka sendiri. 

Review / Resensi :
Kalau boleh dibilang, dekade 2010-an adalah salah satu dekade terbaik dalam menghasilkan film-film horror. Genre horror adalah genre yang cukup populer dari masa ke masa, tapi biasanya sih kita menganggap genre ini sekedar genre hiburan yang tidak bisa dianggap serius. Namun dekade ini kita punya beberapa film horror yang menawarkan lebih dari sekedar film horror untuk menakuti penonton. Sebut saja: The Babadook, The Invitation, It Follows, The Skin I Live In, Cabin in The Woods, Under The Skin, Hereditary, dan tentu saja Get Out. Get Out (2017) berhasil mengganjar Jordan Peele dalam kategori Best Original Screenplay di Oscar 2018. Sebuah breakthrough career yang cukup menarik dari Jordan Peele yang sebelumnya kita kenal sebagai komedian. Apa yang bikin Get Out dipuja-puja oleh banyak orang karena film ini ga cuma sekedar popcorn horror movie, tapi juga sebuah satirical thriller tentang rasisme di U.S. 

Us, adalah film kedua Jordan Peele yang cukup ditunggu-tunggu oleh banyak orang setelah trailernya yang super creepy dirilis ke publik. Kita semua bertanya-tanya apakah film ini sama baiknya, atau bahkan lebih baik, daripada film Get Out? Tapi singkat kata: saya pribadi lebih suka Get Out. Dengan alasan yang nantinya bisa kamu baca di bagian Penjelasan. 

Alkisah, sebuah keluarga bahagia yang terdiri dari sang ayah Gabe (Winston Duke), sang ibu Adelaide / Addy (Lupita Nyong'o), sang anak pertama Zora (Shahadi Wright Joseph) dan anak kedua Jason (Evan Wright) sedang berlibur musim panas di sebuah pondok milik Addy. Perjalanan ini ternyata bikin Addy nervous karena ia teringat kenangan-kenangan masa kecilnya di sini yang membuatnya trauma. Kebahagiaan keluarga kecil ini menikmati liburan menjadi semakin buruk setelah sebuah keluarga misterius muncul di halaman depan rumah mereka, dan melakukan aksi teror sambil membawa gunting. Semakin menyeramkan ketika kemudian mereka mengetahui bahwa keluarga misterius tersebut (yang kemudian disebut "The Thetered") berwajah seperti mereka. 
'
Sebenarnya, dari segi directing saya jauh lebih suka Us dibandingkan Get Out. Horror adalah genre favorit saya, dan saya suka sekali kalau ada film horror yang sinematografinya digarap dengan serius dan artistik. Us ini adalah salah satunya. Saya suka sekali tonal color-nya dalam warna-warna vivid vintage yang cantik - dan bahkan sudah mempesona saya lewat adegan di bagian awal. Dan ternyata sinematografer film ini adalah Mike Gioulakis yang pernah ngegarap It Follows (kamu mungkin sudah tahu betapa cintanya saya dengan film It Follows). Adegan saat keluarga doppelganger itu muncul adalah salah satu scene horror paling menakutkan yang pernah saya tonton. Saya suka gimana misteriusnya kemunculan mereka, serta gimana sinematografi Us pinter banget dalam memanfaatkan cahaya dan bayangan. Brilliant! Oh.... dan saya juga mencintai Michael Abels, yang juga pernah bekerjasama dengan Peele di film Get Out, yang ngegarap scoring musicnya. Bahkan saya menikmati opening credit Us yang cuma menampilkan adegan zoom-out banyak kelinci dalam kandang-kandang dengan iringan musik yang bikin kita duduk dengan tidak nyaman di kursi bioskop.

Lupita Nyong'o memimpin cast dengan penampilan terbaiknya, terutama karena ia memerankan dua karakter sebagai Adelaide, dan doppelganger-nya yang menyeramkan dengan mata melotot tajam, akting yang tidak manusiawi, dan suara serak. Winston Duke juga memberikan penyegaran sebagai Gabe, si comic relief, serupa karakter Rod Williams di film Get Out. Yang perlu saya soroti: saya menyukai fakta bahwa Jordan Peele (yang berkulit hitam) menjadikan keluarga kulit hitam sebagai karakter utamanya. Kamu boleh anti SJW dan merasa diversity yang didengungkan "agen-agen liberal" di Hollywood terasa berlebihan, tapi harus diakui, ga banyak film-film yang menjadikan minoritas sebagai karakter utamanya. Jordan Peele, dalam salah satu wawancaranya bilang bahwa dia memang ingin menjadikan keluarga kulit hitam sebagai sentral kisahnya, dia bahkan bilang kalo dia ingin bikin film dimana pria kulit hitam membeli sebuah kapal. Tetapi, perlu digarisbawahi kalau Us sendiri tampaknya tidak ada hubungannya dengan rasisme sebagaimana Get Out.

Us, bisa kamu nikmati menjadi dua hal. Sebagai sebuah film horror yang ringan, menghibur dan menegangkan, dan sebagai sebuah film horror yang bisa kamu gali lebih dalam. Sebagai film horror yang ringan, jelas ada banyak hal dalam film Us ini yang melampaui film-film horror lainnya, terutama dalam subgenre slasher dan home invasion (walaupun untuk alasan pribadi, saya lebih suka jika level sadisnya ditingkatkan..). Klimaks terbaik tentu aja ada pas adegan kemunculan empat orang misterius di halaman rumah keluarga Wilson. Tapi, perjalanan berikutnya buat saya pribadi jadi nggak terlalu menakutkan lagi (emang yang paling nakutin tuh pas momen cemas kapan sosok seramnya akan muncul). Saya cukup mengapresiasi bahwa Jordan Peele ga lupa asalnya sebagai komedian dengan menambah unsur-unsur humor di filmnya, tapi bagi saya unsur humor di Us ini agak merusak mood seramnya. Beda dengan Get Out yang batas humor dan seramnya sangat rapi (di Get Out momen komedinya cuma berasal dari scene dimana si Rod Williams nongol). Nah, sebagai sebuah film horror yang bisa kamu gali lebih dalam, Jordan Peele menampilkan subteks dan simbol yang mungkin bisa kamu analisa dan membuatmu ingin menontonnya dua kali. Lebih lengkap, baca penjelasan saya di bawah ini. Tentu saja, mengandung SPOILER!!

Movie Explanation / Penjelasan Film Us :

Apa yang terjadi di bagian akhir?
Pada bagian endingnya, kamu mungkin akhirnya mengerti bahwa Adelaide di dunia nyata, sebenarnya adalah Adelaide dari bawah tanah. Mereka bertukar tempat saat Addy masih berusia 8 tahun. Hal ini kemudian menjelaskan banyak hal: kenapa Addy versi jahat satu-satunya doppelganger yang bisa berbicara (dan suara seraknya karena dicekik), atau kenapa ia tampaknya menjadi pemimpin geng para doppelganger. 

Apa maksud film ini?
Kalau berdasarkan wawancara Jordan Peele, dapat disimpulkan bahwa ide film Us berangkat dari pemikirannya: bagaimana jika musuh terbesar diri kita adalah kita sendiri? Bagaimana jika selama ini kita takut akan kedatangan monster asing, padahal sebenarnya monster paling menakutkan adalah diri kita sendiri? Tampaknya, Peele memang ingin membuat film dengan "mitologi" monster-nya sendiri. Menampilkan musuh yang merupakan pencerminan diri kita sendiri. 

Apa simbol-simbol yang terkandung dalam film ini?
Berhubung penulis naskah dan sutradara Us ini adalah Jordan Peele yang pernah ngegarap Get Out, maka tentu kita langsung menganalisa bahwa film ini ga cuma sekedar film horror. Ada beberapa opini yang berkembang dari para penonton untuk menjelaskan beberapa hal yang terjadi di film ini. Sebagai contoh, Hands Across America - yang dilakukan oleh para doppelganger ini sebenarnya mencerminkan tembok perbatasan yang ingin dibangun oleh Trump, atau dunia bawah tanah yang tampaknya simbolisme kaum minoritas yang termarjinalkan, atau Us ini sebenarnya bisa juga dibaca sebagai U.S. (dan bahkan dalam salah satu dialog si Addy baju merah bilang kalau "We are American"). Tapi apakah emang benar demikian?

Nah, di sinilah saya merasa bahwa Get Out jauh lebih unggul daripada Us dalam menyampaikan pesannya. Get Out itu menyindir kaum liberal kulit putih yang mengaku sudah tidak rasis terhadap kulit hitam, tapi menganggap kulih hitam sekedar "trend baru", cuma dihargai kekuatan fisiknya, dan bahkan mereka nggak punya kenalan kulit hitam selain yang bekerja untuk mereka. Lalu bagaimana dengan Us? Saya merasa seluruh simbol-simbol dalam film Us berserakan untuk memperkaya film Us, tapi ketika kamu merangkainya jadi satu kamu nggak akan dapat sebuat kesimpulan yang utuh dan koheren. Apakah film ini memang menyindir imigran? Apakah film ini menyentil isu minoritas dan mayoritas? Menurut saya, enggak. Ataupun kalau memang maksudnya Peele demikian, ia ga berhasil mewujudkannya. 

Jadi, dalam kasus Get Out, saya merasa Jordan Peele sedari awal ingin menggarap film horror yang menyindir rasisme di Amerika Serikat. Maka keseluruhan screenplay dan eksekusi filmnya berangkat dari ide tersebut. Sementara Us ini, saya merasa Jordan Peele berangkat dari ide yang lebih sederhana: ia ingin membuat film monster dimana sosok monster misteriusnya adalah diri kita sendiri. Lalu ia memperkaya filmnya dengan simbol dan subteks. Bahkan ketika ada orang yang mengartikan digunakannya gunting sebagai senjata pembunuh, mereka menyebut gunting sebagai simbol duality, atau memisahkan yang satu menjadi dua. Namun saya sendiri merasa bahwa gunting dipilih Jordan Peele karena alasan sederhana: ingin bikin film yang senjata pembunuhnya khas, sebuah benda yang tampak tidak berbahaya tapi ternyata berbahaya. Dipilihlah gunting. Dan gunting ini kemungkinan besar akan menjadi senjata pembunuh yang ikonik, serupa gergaji listrik di film Texas Chainsaw Massacre, atau kapak di The Shining.    

Sebenarnya, saya lebih suka jika Us diakhiri dengan lebih ambigu atau digarap dengan lebih sureal. Misal, film-film horror-indie seperti It Follows atau It Comes at Night yang sosok misteriusnya ga terlalu detail dijelaskan dengan gamblang apa dan bagaimana motifnya. Jika memilih jalan ini, maka segala ketidakjelasan dalam film memang menjadi bagian dari unsur misteri film itu sendiri. Tidak butuh penjelasan apapun.  Sementara Us ini menyajikan sejumlah pertanyaan dan jawaban, yang kemudian malah menimbulkan lebih banyak pertanyaan lagi. Bahkan ketika twist-nya diungkap, pertanyaan yang timbul justru jauh lebih banyak dari jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan itu contohnya, siapa doppelganger itu sebenarnya? Apakah mereka hasil kloning percobaan pemerintah? Kenapa mereka terhubung? Apakah mereka sebenarnya ciptaan Tuhan (dan bukankah si Addy pakai baju merah juga bilang soal dua raga satu jiwa?)? Kenapa ada momen sang doppelganger meniru gerakan originalnya, tapi kenapa ada momen yang tidak? Dan lain-lain...


...
Anyway, bagi yang punya pendapat bisa share di comment ya :)

Komentar

  1. Film Jordan emang keren-keren sih, terutama yang Get Out 2017. Saya baca banyak review postitif untuk US 2019. Jadi kayaknya film Jordan kali ini masih bagus untuk di tonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ohh tetep wajib tonton! Dan wajib di bioskop :)

      Hapus
  2. saya selalu menanti update mb niken. tapi sayangnya saya bukan penikmat film horror/thriller. please make another reviews, tapi jangan horor :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah padahal saya sukanya horror & thriller :D

      Hapus
  3. Untuk toni collete dan lupita nyong o mbak niken pilih yang mana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Toni Collette di Hereditary donk! Aktingnya di situ pas momen2 drama gilaaaaakk...

      Hapus
  4. Menurut saya part The Tethered pertama kali sampe ke rumah keluarga Wilson ampe ke rumah keluarga Tyler itu part yang bener" serem, tegang, dan keren, sehabis itu aga nurun sih tapi tetep lumayan serem. Akting Nyong'o jadi salah satu akting terbaik di film horror walau masih di bawah Collette (sayang banget Collette ga dapet nominasi Oscar). Setuju banget sama reviewnya, di film ini Peele punya ambisi yang amat besar dalam nyampaikan pesan tapi kesannya masih campur aduk, tapi Peele tetep handal banget dalam bikin film horror.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuull! Adegan klimaks paling nakutin itu kayaknya emang pas bagian si the tetherednya muncul. Setelah itu emang udah nurun dan sekedar aksi kejar-kejaran aja...

      Hapus
    2. Iya bener sih, yang nakutin di bagian itu doang, yang laen bukan ngga tapi tapi lebih ke tegang

      Hapus
  5. Yap setuju sama reviewnya. Aku juga lebih suka Get Out daripada Us ini. Kalau Get Out bisa dibilang 'fokus' sama satu kritik sosial dan metaforanya. Kalau Us ini banyak kritik sosial yang mau disampaikan. Bagi yang buta sejarah Amerika kayak aku, film ini ngebingungin pas ditonton (walaupun udah dikasih tau di awal-awal film soal Hand Across America, terowongan bawah tanah, dll) huhuhu. Karena bingung jadi susah terhubung deh ke filmnya. Sedangkan isu rasisme di Get Out itu kan udah meluas, ya. Udah ngehits kalau boleh bilang wkaka. Terus jokesnya iya bener juga nggak ngena kayak di Get Out yang bisa bikin terpingkal-pingkal. Tapi iya sih, penceritaan Us ini nggak bisa dipungkiri bagus bener. Masih sangat layak buat ditonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah ngrasa simbol2nya yang diopinikan orang2 itu juga ga terlalu nyambung sebenarnya.. kayak maksa aja disambung-sambungin. Sejauh ini wawancara yang kubaca dari Jordan Peele dia juga cuma bilang pengen bikin film yang monsternya berwujud diri kita sendiri...

      Hapus
  6. Yaaahhh. Ka kejawab juga pertanyaanya.

    BalasHapus
  7. ditunggu review captain marvel nya di IG atau blog :)

    BalasHapus
  8. Ak udah nonton noh film nya...sampe sekarang masih ngerasa masuk ke cerita film nya pikiran saya haha, cmn tolong cari info dong, si the threth itu dari mana datang nya? Ko ada mereka? Segitu banyak, bayangan manusia asli kah atqu apa, itu yg kita bingugin, d jawab yaa...

    BalasHapus
  9. Ngeh gak pas adegan si doppelganger Addy, ketika mereka ktemu diruangan dibawah tanah itu bilang kira2 gini : "kami juga manusia, punya darah, tulang, daging, sama kayak lu" .....
    menurut saya sih itu naskah yg sengaja buat nyindir rasisme.. IMHO

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini yg aku bingungin, si addy merah itu kan addy yg dri dunia nyata kan sebenarnya karna mereke ketukar, tapi harusnya yg ngomong gini kan addy bayangan yg ketuker itu. Aku bener2 bingung pas endingnya ternyata mereka ketuker. Lah terus selama ini kok addy asli yg merah selama proses pertumbuhannya mengikuti gerak yg addy bayangan yaa? Yaa walaupun mereka ketuker kan bayangan lah yg harusnya ngikutin aslinya. Hmmmm

      Hapus
    2. Nah ini yg aku bingungin, si addy merah itu kan addy yg dri dunia nyata kan sebenarnya karna mereke ketukar, tapi harusnya yg ngomong gini kan addy bayangan yg ketuker itu. Aku bener2 bingung pas endingnya ternyata mereka ketuker. Lah terus selama ini kok addy asli yg merah selama proses pertumbuhannya mengikuti gerak yg addy bayangan yaa? Yaa walaupun mereka ketuker kan bayangan lah yg harusnya ngikutin aslinya. Hmmmm

      Hapus
  10. Si Addy dewasa versi dunia atas,apakah dia ingat klo dia dulu dari dunia bawah?atau baru inget di akhir aja ya...

    BalasHapus
  11. Kak, disini pernah bahas film "Coherence" gak? Kalo ada tolong linknya dong.
    Saya pertama kali masuk blog ini gara-gara lihat "Enemy" nya Jake Gyllenhal yg super depresif & mindf*cker banget :D, makanya siapa tau disini juga ada bahasannya "Coherence" yg menurut saya cukup kompleks :)

    BalasHapus
  12. Karena teman-teman sudah pada nonton duluan dan diskusi heboh di grup tentang film ini, akhirnya saya nonton juga fikm ini dengan konsentrasi penuh dan diakhiri dengan banyak pertanyaan dan kebingungan. Saya tidak terlalu paham simbol2 dan subteks2. Tapi dengan mengasumsikan bahwa Addy sudah mengalami gangguan jiwa sejak dari kecil (sejak usia 8 tahun) yang akhirnya mengubahnya menjadi kepribadian ganda, satu yang baik satu yang jahat. Dua sisi kepribadian ini bertukar tempat ketika Addy kecil masuk ke rumah hantu "Find Yourself" itu dan sisi karakter itu yang terus tumbuh seiring dia dewasa. Namun ada masanya dua sisi kepribadian ini tidak bisa dikontrol dan saling berperang dalam pikirannya. Bayangan siluet 4 orang yang mirip keluarganya, juga tetangganya yang akhirnya terbunuh, merupakan hasil delusi Addy. Ketika anak laki-lakinya menyaksikan Addy membunuh tetangganya, sejak itu anak laki-lakinya itu menyadari ada sesuatu yang salah dengan Addy. Terlebih ketika adegan mobilnya yang terbakar, lalu anak laki-lakinya bilang itu adalah perangkap, menurut saya, dua sisi kepribadian Addy sedang bertempur, yang satu sisi ingin menyelamatkan keluarganya, yang satu sisi lagi ingin membunuh keluarganya sendiri. Perang dua sisi ini mencapai klimaks di dunia bawah tempat kelinci banyak itu, dan akhirnya satu sisi kepribadian Addy berhasil dibunuh. Tp namanya pikiran yang telah sakit, satu sisi kepribadian yang telah dimatikan hanya memperkuat satu sisi yang lain, tergantung sisi mana yang dipilih. Begitu sih menurut saya. Soal adanya proyek bawah tanah untuk menghasilkan kloningan tanpa jiwa saya rasa kira hanya untuk menambah/memperkaya konsep cerita dan membuat filmnya lebih kaya, namun tetap saja itu bisa saja bagian dari imajinasi Addy yang sudah sakit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kalo addy merasa itu vuman delusi yg dibuatnya, yg jadi pertanyaan selanjutnya knapa keluarga dan bahkan tetangga nya pun merasakan hal tsb, kalo itu "hanya" delusi seharusnya ada part yg nunjukin bahwa itu hanya delusi dari si addy. Saya rasa ini bukan ttg delusi, tapi ini mengajarkan tiap orang yg harus lebih dulu mengenal pribadi atau diri sendiri baru org lain.

      Hapus
    2. Banyak yang bilang ini ttg kloning. Tapi menurut saya pemikiran anda ini yang lebih relevan.

      Hapus
  13. Penasaran banget pengen tahu pendapat Mbak Niken tentang film horror terbaik versi saya yang benar2 membuka mata dan memberi tamparan, yakni "Mother 2017" yang dibintangi JLaw! Plizzz review-nya dong! :)

    BalasHapus
  14. Ka niken punya ig atau channel youtube ga??...kalo engga aku tertarik bikin channel youtube bareng kk...kalo berminat contact me "irfftny@gmail.com"

    BalasHapus
  15. Saya bingungnya knapa gk dari awal si addy (merah) yg sebenarny addy dari dunia atas. Gk Ngejelasin k keluarga ny yg di dunia atas bahwa dy lah "the truth addy"
    Trus bgitu bnyk momen dmn dy sbnarnya bisa membunuh si addy palsu.. Tp seolah2 dibiarkan bgitu saja.. Tlg agan2 disini klo ada yg bisa menjelaskan

    BalasHapus
  16. Makasih yah mba... Gpp spoiler juga... Saya suka sama blog nya...

    BalasHapus
  17. Makasih yah mbak aku suka nih reviewnya, tp aku lg cari review film korea romantis hehe semoga bisa semakin update blognya

    BalasHapus
  18. Sebelumnya udah pernah nonton film horor sih tapi sama temen temen jadi gk terlalu takut. Sekarang aku nyobain nonton film horor ini sendirian. Baru sampe menit 18 yang Zora lagi ngaca trs adiknya muncul tiba-tiba pake efek suara aja langsung takut deg deg an. Tau deh ini gimana, enaknya lanjut gak yaaa tapi takut nonton sendiri. Huhuuuu butuh temen nonton horor

    BalasHapus
  19. Seru juga ya kalau bahas pembahasan film.

    Oia jangan lupa lihat juga Sinopsis Ratu Ilmu Hitam

    BalasHapus

Posting Komentar

Your comment is always important to me. Share di sini!