Life (2017) (3,5/5)


RottenTomatoes: 66% | NikenBicaraFilm: 3,5/5

Rated: R
Genre: Science-fiction, Action, Thriller

Directed by Daniel Espinosa ; Produced by David Ellison, Dana Goldberg, Bonnie Curtis, Julie Lynn ; Written by Rhett Reese, Paul Wernick ; Starring Jake Gyllenhaal, Rebecca Ferguson, Ryan Reynolds, Hiroyuki Sanada, Ariyon Bakare, Olga Dihovichnaya ; Music by Jon Ekstrand ; Cinematography Seamus McGarvey ; Edited by Frances Parker, Mary Jo Markey ; Production company Skydance Media ; Distributed by Columbia Pictures ; Release date March 18, 2017 (SXSW), March 24, 2017 (United States) ; Running time 103 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $58 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Enam astronot bertugas di suatu stasiun luar angkasa untuk menyelidiki makhluk hidup bersel tunggal yang mereka dapatkan dari Planet Mars. Tanpa diduga, makhluk bersel tunggal yang awalnya nampak lucu itu kemudian tumbuh berkembang menunjukkan kecerdasan luar biasa yang akhirnya (seperti sudah diduga) memangsa para astronot tersebut satu demi satu. 

Review / Resensi :
Another spaceship journey experience in movie? Count me in! Fetish film saya memang ada pada film science-fiction dengan tema perjalanan luar angkasa atau alien. Jadi kalau ada film-film seperti ini, biasanya saya akan menontonnya di bioskop (The Martian, Interstellar, Gravity, Arrival - semua saya tonton di bioskop). Life, disutradarai oleh Daniel Espinosa, memang agak kalah populer jika dibandingkan kompetitornya di bioskop saat ini: Power Rangers dan Beauty and the Beast. Saya malah sempat menduga awalnya kalau Life nggak tayang di Indonesia. Jadi ketika akhirnya saya tahu Life main di bioskop, saya buru-buru menontonnya siang-siang. Berharap akan menyaksikan sebuah petualangan luar angkasa yang menegangkan. Sayangnya... ternyata Life agak mengecewakan. 

Life boleh dibilang merupakan gabungan antara Gravity (2014) dan Alien (1979). Melibatkan pesawat luar angkasa yang mengorbit bumi (Gravity), dan serangan makhluk misterius yang sadis dan membahayakan (Alien). Sebenarnya filmnya nggak jelek-jelek banget. Life masih bisa membawa kita kepada beberapa momen menegangkan, terutama adegan pas di laboratorium yang sukses bikin saya melongo. Sepanjang durasinya yang hampir 2 jam Life juga cukup mampu membawa penonton kepada nuansa mencekam, ketika sang makhluk jahaman itu berkeliaran dan mengancam nyawa masing-masing astronot. 

Memperoleh rating R, Life juga menawarkan beberapa adegan sadis (yang buat saya nggak sadis-sadis banget sih, mungkin karena disensor? tapi kayaknya enggak). Saya juga cukup menyukai efek CGI yang ditawarkan, berikut interior pesawat luar angkasa bernuansa futuristik yang sangat menawan. Menyaksikan para astronot tersebut terbang melayang anti gravitasi juga merupakan sebuah hiburan menyenangkan. Beberapa scene-nya juga di-shoot dengan cukup mempesona (jendela kaca dengan pemandangan luar angkasa? I want it). Scoring music-nya dari John Ekstrand juga cukup berhasil dalam mendramatisasi beberapa adegan.

Tapi.... pada akhirnya saya tetap merasa Life nggak terlalu spesial. Saya keluar bioskop dengan perasaan... datar. The main problem probably is because we've seen a lot of movie like this before. Nggak cuma karena premisnya mirip dengan Alien (beda makhluk aja), tapi di bidang genre survival story seperti ini film-film mirip ini sudah banyak yang mungkin sudah pernah kita tonton. Ganti Anaconda atau T-Rex dengan alien dari planet Mars, dan ganti setting tempat bumi dengan luar angkasa, maka kita dapatkan bahan cerita film yang baru! Dan buruknya, Life nggak berupaya keluar dari jebakan cerita yang sama. Plot ceritanya cukup bisa ditebak, walaupun ada beberapa kejutan yang menarik. (*spoiler* apa yang cukup berbeda dan memberikan kejutan? Karakter Ryan Reynolds yang mati pertama kali! Ini agak nggak terduga... untuk aktor yang mukanya nampang di poster seolah-olah aktor utama, lantas karakternya dimatikan pertama kali... ini cukup bikin shock. Saya rasa ini emang disengaja. Kedua, ending-nya... yang untungnya nggak happy ending, walau saya sudah bisa menduganya *spoiler ends*).

Saya juga bertanya-tanya apa yang membuat film ini kemudian terasa sangat medioker. Mungkin, hal ini hadir lewat karakterisasi para tokoh-tokohnya yang tidak terlalu menarik. Memang ada dialog-dialog sedikit filosofis dan simpatik dari para karakternya, berharap ini akan memunculkan keterikatan antara penonton dengan para karakternya, tapi saya - entahlah - merasa hampa... haha. Sangat berbeda dengan pesona yang dimiliki Ripley (Sigourney Weaver) di film Alien yang membuat kita menjagokan dirinya untuk bertahan hidup sampai akhir. Sementara itu, karakter-karakter di film Life ini terasa less-personality dan saya benar-benar nggak peduli. Bahkan termasuk Jake Gyllenhaal sebagai karakter utama David. I have a crush on him, tapi di film ini saya sama sekali nggak peduli sama nasibnya. David must be a boring-guy and people ignore him, so maybe that's the reason why he choose to live in outer space instead of on earth.   

Overview :
Kesimpulannya adalah sebagai berikut: cukup menyenangkan ditonton sekali, but not memorable enough. Mediocre. Saya nggak bilang Life adalah sebuah film yang buruk: level ketegangannya masih cukup dapet dan efek outer spacenya cukup menawan. Namun kesalahannya mungkin ada pada karena sudah banyak film-film bertemakan serupa, sehingga Life jadi terasa kurang inovatif. Saya pulang dengan perasaan datar, ga excited sama sekali. Artinya saya nggak terlalu menyukainya. 

Komentar

  1. Pengen bgt ntn ini, cuman belum kesampaian terus.. Hehhe..

    Ntn dulu ya nanti kita sharing.. Heu

    BalasHapus
  2. Saya baru aja nonton film ini dan bukan kebetulan saya sependapat dengan anda tentang film ini. Dapet sih momen tegangnya di beberapa bagian tapi finally... flat aja... not memorable enough. Btw saya udah lama baca tulisan2 anda dan kinda like it... terasa jujur, orisinil, informatif. Keep on writing ya... ;)

    BalasHapus

Posting Komentar

Your comment is always important to me. Share di sini!