10 Cloverfield Lane (2016) (4,5/5)


Don't leave me! You don't know what's out there!

RottenTomatoes: 89% | IMDb: 7.7/10 | NikenBicaraFilm: 4,5/5

Rated: PG-13
Genre: Mystery & Suspense, Drama

Directed by Dan Trachtenberg ; Produced by J. J. Abrams, Lindsey Weber ; Screenplay by Josh Campbell, Matt Stuecken, Damien Chazelle ; Story by Josh Campbell, Matt Stuecken ; Starring John Goodman, Mary Elizabeth Winstead, John Gallagher, Jr. ; Music by Bear McCreary ; Cinematography Jeff Cutter ; Edited by Stefan Grube ; Production company Bad Robot Productions ; Distributed by Paramount Pictures ; Release dates March 8, 2016 (New York City) March 11, 2016 (United States) ; Running time 103 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $15 million

Story / Cerita / Sinopsis :
Seorang wanita, Michelle (Mary Elizabeth Winstead) terlibat suatu kecelakaan yang membuatnya pingsan. Ia kemudian terbangun dan menemukan dirinya di sebuah bunker milik Howard (John Goodman), bersama seorang lain lagi Emmet (John Gallagher, Jr.). Howard mengatakan bahwa ia baru saja menyelamatkan Michelle dari suatu bencana serangan kimia. Apakah memang benar begitu?

Review / Resensi:
10 Cloverfield Lane adalah tipe film yang makin sedikit kamu tahu tentang film ini makin baik. Intinya, 10 Cloverfield Lane telah menjadi salah satu film paling menyenangkan buat saya tahun ini, so you should watch it before you regret it (sayang sekali promosi di Indonesia lumayan kurang tentang film ini, kalah saing dari euforia Batman v Superman yang belum usai). Di review ini saya juga berusaha membatasi ulasan saya karena nggak seru kalau kamu makin banyak tahu. Lebih baik lagi, kamu stop baca resensi ini - tonton dulu filmnya - lalu baru baca resensi saya ini! Tampaknya "makin sedikit tahu makin seru" juga diketahui pasti oleh J.J Abrams selaku produsernya lewat rumah produksinya Bad Robots, dengan merahasiakan banyak detail tentang film ini sendiri. Bahkan proses produksinya pun memang tidak tercium perhatian media. Promosi film ini sendiri baru muncul perdana dua bulan sebelum tayang di bioskop, ketika trailernya tayang di film 13 Hours: The Secret Soldiers of Benghazi milik Michael Bay. 

Saya sudah tergoda dengan menonton trailernya, menampilkan Mary Elizabeth Winstead dan John Goodman, dan aktor relatif kurang terkenal John Gallagher Jr. di sebuah ruang tamu. Sibuk main puzzle, monopoli, makan, bikin roti di tengah alunan lagu ceria I Think We're Alone Now dari Tommy Jones and The Shondells. Lalu kemudian kejadian ganjil serupa gempa bumi terjadi, dan nuansa ceria itu berubah menjadi ketegangan. Trailer suspense dan misteri macam begini jelas sangat menarik atensi saya sehingga saya langsung mbelani nonton di bioskop (oh iya saya pecinta film yang relatif pelit nonton di bioskop).

10 Cloverfield Lane adalah campuran horror, suspense, dan misteri. Oh wait a minute, ada kata "Cloverfield" di judulnya - dan film ini diproduseri oleh J.J. Abrams. Ini pasti ada hubungannya dengan film mockumentary Cloverfield (2008) yang kampanye marketingnya terbilang sangat berhasil. So, 10 Cloverfield Lane pastinya bukan sekedar film misteri dan thriller - tapi (bisa jadi) ada sisipan science-fiction-nya sebagaimana penampakan monster pada film Cloverfield (Sejujurnya, saya belum nonton Cloverfield - tapi lumayan tahu banyak tentang respons positif film ini). Lalu apakah 10 Cloverfield Lane merupakan sekuel dari Cloverfield? Yang pasti, J.J. Abrams lebih suka menyebutnya sebagai "blood-relative" dari film Cloverfield. (Entah apakah ini sekedar strategi marketing, tapi yang jelas ini berhasil). Walaupun saudaraan, tapi 10 Cloverfield Lane tidak disyuting dengan cara yang sama. Dan Trachtenberg sebagai sutradara mengambil pendekatan yang sangat jauh berbeda, dengan lebih fokus kepada penggarapan unsur misterinya dan tidak lagi menggunakan unsur mockumentary.

Boleh dibilang 10 Cloverfield Lane adalah sebuah film misteri. Tiga perempat lebih filmnya berkisar pada perjuangan heroik seorang tokoh wanita, Michelle (Mary Elizabeth Winstead) yang mencoba mencerna apa yang sesungguhnya terjadi hingga ia bisa berada di sebuah bunker milik pria misterius Howard (John Goodman). Hampir tiga puluh menit kita dibuat menebak-nebak misterinya, dengan unsur suspense teror psikologis yang cukup menegangkan dengan beberapa shocking-moment yang digarap dengan keren. Dan Trachtenberg yang menjadikan 10 Cloverfield Lane sebagai feature film pertamanya boleh dibilang sangat berhasil di bagian ini. Momen intens dan ketegangan bisa dibangun dengan baik pada bagian tiga perempatnya, menjadikan misteri dan suspense sebagai kekuatan yang membuat penonton bertanya-tanya. Jangan lupakan juga seperempat bagian akhirnya - ketika akhirnya kita bisa puas mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Walaupun seperempat bagian akhirnya ini bukan bagian favorit saya karena bermain terlalu aman. 

Mary Elizabeth Winstead tampil secantik biasanya. Saya mengagumi rambut pendek berponinya. Namun performa karakter perempuan heroiknya tidak terlalu berbeda dengan peran-peran jagoan perempuan di film-film sejenis lainnya, sehingga relatif gampang dilupakan. Namun yang paling juara adalah kinerja John Goodman - yang serba misterius dan sensitif, dengan momen ledakan kemarahan yang mengguncang meja makan. John Goodman membawakan tokoh Howard dengan sempurna, membuat kita bertanya-tanya apakah dia jahat atau tidak, sinting atau tidak. Bunyi napasnya yang keras, kemunculannya yang tiba-tiba, serta mukanya yang mencurigakan sukses membuat saya merasa sama ketakutannya dengan Michelle. 

Overview:
10 Cloverfield Lane adalah sebuah perpaduan yang sempurna dan menarik antara misteri, suspense, sedikit horor (iya lho saya ngerasa film ini horor juga), dan (bisa jadi) sedikit science-fiction. 10 Cloverfield Lane boleh jadi berbeda dengan "saudaranya", Cloverfield (2008) namun sejauh yang saya tahu rohnya hampir sama. Menyimpan kejutan klimaks di bagian akhirnya. Namun bagi saya momen terbaik ada pada momen suspensenya di tiga perempat bagian awalnya. John Goodman is scary! 

Komentar

  1. Iya mba, anak2 movie kaskus aja pada heboh duluan sebelum media tau klo JJ. Abraham bertindak dibelakang film ini. Secara diam2 ga kecium media dan ga gembar gembor nih film akhirnya berhasil sukses juga.

    Penonton awam Gak bakalan seneng sama film, saya yakin itu. Krn bs dibilang film ini "apa sih maunya" tp seperti kata mba mending jgn bnyk tau dgn film ini, so esensi suspen,horor dan misterinya bener2 kena.

    BalasHapus
  2. abal-abal sekaleeeee nih film, sumpah gk tau bagusnya bagian mana..

    BalasHapus
  3. sebenar nya 2/3 durasi nya sdh bagus membangun kecurigaan dan tanda tanya tapi sayang twist menjelang ending agak kacau sebenar nya itu benaran serangan alien atau cuma tipuan pria tua itu?
    tolong kasih tahu..

    BalasHapus
  4. Yg bener tuh , gua kemakan expektasi sendiri , gua berharap lebih sama film ini. Ternyata gk terlalu sesuai yg gua harapin. Menurut gua cuma kurang di ending doang. Kasih twist pasti bakal sempurna menrut gua.

    BalasHapus
  5. Yg bener tuh , gua kemakan expektasi sendiri , gua berharap lebih sama film ini. Ternyata gk terlalu sesuai yg gua harapin. Menurut gua cuma kurang di ending doang. Kasih twist pasti bakal sempurna menrut gua.

    BalasHapus
  6. Menurut gw film ini sukses bikin penonton penasaran. Drama psikologis, horror dan mistery d campur.. dr awal mulai gw pikir ini ttg penculikan biasa, d sekap, trus korban d jadikan sbg "budak" yg g boleh kabur. Tp bner2 salah.. twistnya keren. Ya mgkn bagi sebagian org mikir ni film geje, tp harusnya nonton dlu cloverfield thn 2008. Baru nyambung dikit...

    BalasHapus
  7. film ini sumpah parah. kadang ngerasa curiga juga sama si pak tua. perasaan campur aduk. sukses bikin gw Syok di ending

    BalasHapus
  8. film ini sumpah parah. kadang ngerasa curiga juga sama si pak tua. perasaan campur aduk. sukses bikin gw Syok di ending

    BalasHapus
  9. saya masih ada pertanyaan, apa yang sebenernya terjadi sama Megan ? saya masih belum tau apa Howard itu Pembohong jahat atau baik atau keduanya dan pertanyaan itu masih menghantui :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Howard bilang kalo istrinya membawa pergi Megan ke Chicago, namun foto yang diakui Howard sebagai Megan belakangan diketahui sebagai Britanny (info dari Emmet ke Michelle) dari anting yang cocok dengan di foto. Jadi sebelum serangan alien datang, Howard IMO sudah menculik dan menyekap Britanny, dan membunuhnya ketika hendak kabur lewat ruang generator ventilasi, lalu jenazahnya dilarutkan asam untuk menghilangkan jejak (tebakan saya). Motifnya mungkin stress karena ditinggal keluarganya, jadi nyulik anak orang sebagai gantinya, gitu kali hehe..

      Hapus
  10. Kalo menurut aq, si Bapak tua nie stres berat. Bayangkan aja, mantan tentara yg slalu hidup dengan kecurigaan terhadap segala sesuatu n harus hidup sendiri dalam bungker sampe ntah kapan, siapa aj juga jadi gila. Seandainya mereka dari awal, saling percaya, ya sema baik2 aja. Salah mereka, mereka gak coba minta bantuan lewat radio ato apalah. Padahal kn dia mantan tentara. Harusnya ad link. Tapi ya, ntar gak jadi film donk, kalo adem ayem hepi ending... Hehe :-) filmx gilak, keyen abiiizzz... Kalo aq, mlh suka endingnya. Coz dia lebih milih ke Houston. Ini pilihan tokohnya yang gak mw cari aman aja... Sedih liat teman nya yg meninggal. Si bapak tua, udah tahap parah paranoidnya... Kebanyakan, pensiunan tentara perang, mang psikisnya rusak karena slalu berada dalam kehati2an/kecurigaan. Makanya parno an. Tapi sisi baiknya, bungker tu salah satu insting dia untuk melindungi diri dari ALIEN yang nyata... GOOD JOB THIS MOVIE 😁👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Your comment is always important to me. Share di sini!