The Martian (2015)



"I'm gonna have to science the shit out of this," - Mark Watney

RottenTomatoes: 92% | Metascore: 77/100 | NikenBicaraFilm: 5/5

Rated: R
Genre: Action, Adventure

Directed by Ridley Scott ; Produced by Simon Kinberg, Ridley Scott, Michael Schaefer, Aditya Sood, Mark Huffam ; Screenplay by Drew Goddard ; Based on The Martian by Andy Weir ; Starring Matt Damon, Jessica Chastain, Kristen Wiig, Jeff Daniels, Michael Peña, Kate Mara, Sean Bean, Sebastian Stan, Aksel Hennie, Chiwetel Ejiofor ; Music by Harry Gregson-Williams ; Cinematography Dariusz Wolski ; Edited by Pietro Scalia ; Production companies Scott Free Productions, Kinberg Genre ; Distributed by 20th Century Fox ; Release dates October 2, 2015 (United States) ; Running time 141 minutes ; Country United States ; Language English ; Budget $108 million

Story / Cerita / Sinopsis:
Seorang astronot Mark Watney (Matt Damon) terdampar di planet Mars dan harus berjuang hidup mempertahankan diri di planet yang tandus, gersang dimana tumbuhan tidak bisa hidup.

Review / Resensi:
Ada sedikit kekhawatiran bagi banyak orang ketika The Martian rilis tahun 2015 ini, terutama karena 2 tahun sebelum ini kita telah disuguhi oleh 2 film science-fiction yang boleh dikatakan mampu memberikan movie-experience yang menakjubkan ke luar angkasa: Gravity (2013) dan Interstellar (2014). Menjadi semacam kecemasan lagi ketika dua alumni Interstellar Matt Damon dan Jessica Chastain bermain lagi di The Martian, terutama Matt Damon yang harus memainkan karakter yang serupa dengan perannya sebelumnya - astronot yang terisolasi di planet asing. Pertanyaannya adalah apakah The Martian bisa menandingi 2 film itu sebelumnya? Tapi, sedari awal saya pribadi tidak terlalu khawatir, karena saya tahu ada Ridley Scott di kursi sutradara dan The Martian termasuk film yang saya tunggu - tunggu tahun ini (Because oh my God, I love anything about space!). Biarpun film Ridley Scott sebelumnya Exodus (2014) terbilang gagal, tapi kita sudah paham bahwa Ridley Scott brilian kalau menggarap film science-fiction - sebut saja Alien (1979) atau cult-movie Blade Runner (1982). And oh yeah man, he did a really great job again.  

Awalnya, kita akan mengira bahwa The Martian sepenuhnya bersifat serius. Membaca premisnya dan menonton trailernya, kamu akan berpikir bahwa The Martian adalah film dramatis dan survival-story yang mencoba menggabungkan Cast Away (2000) dan Apollo 13 (1995). Memang itu tidak salah. Tapi film yang diangkat dari buku berjudul sama karangan Andy Weir ini rupanya memunculkan karakter utama yang jauh dari dugaan. Tokoh yang asyik dan sarkastik. Alhasil, petualangan terdampar di luar angkasa menjadi semacam humor menertawakan diri sendiri. 

Saya tidak mengatakan bahwa porsi humor ini mengurangi ketegangan yang ada, pada banyak momen naskah yang digarap oleh Drew Goddard ini masih memberikan rasa stressful yang realistis. Namun sedikit sentuhan sarkasme dari Matt Watney sang astronot, maupun ilmuwan-ilmuwan NASA yang mencoba membantunya pulang, memberikan sentuhan dark-comedy yang berbeda dari film-film seperti Gravity dan Interstellar. Sebuah kejutan yang menyenangkan! And you knowa little of sarcasm and dark sense of humor helps you to stay positive - it's just like my motto for my current situation. Dan lagu Starman dari David Bowie di pertengahan film seperti momentum klimaks: that The Martian is kinda a survival-story movie with a little touch of rock and roll vibe. And I mean it, best song to used on a space travel? David Bowie's, obviously.  

The Martian seperti 101: Guide How To Survive on Mars. Andy Weir, yang seorang programmer komputer dan anak dari fisikawan partikel, menulis The Martian dengan aspek teknis ilmiah yang kurang lebih scientific-accurate. Bahkan proses pembuatan film The Martian juga dikonsultasikan langsung ke NASA, dan entahlah apakah pengumuman ditemukannya air di planet Mars oleh NASA yang dirilis beberapa hari sebelum tayangnya The Martian berhubungan atau tidak (It's just like a good publicity for both of them!). Aspek sains dan teknik ini mungkin membingungkan, terutama karena lebih dominan ke arah technical (seperti bagaimana menghasilkan air atau bercocok tanam dengan kotoran sendiri), yang membuat saya yang lulusan teknik mesin sejujurnya gag paham. Aspek sains dan teknik ini memang memang menjadi titik berat dari The Martian, sehingga kamu akan merasa bahwa film ini kurang dari segi porsi drama ala Interstellar, but like Mark Watney said, "I'm gonna have to science the shit out of this!".  

Dalam film ini, Mark Watney sebenarnya bukan satu-satunya pahlawan. The Martian mengingatkan saya dengan Apollo 13, bahwa keberhasilan misi sebesar ini adalah berkat kerjasama super dari sebuah tim yang hebat (dalam hal ini NASA). Dan misi yang sebesar ini tentu saja melibatkan banyak hal yang tidak saja berkaitan dengan aspek sains dan teknik, tapi juga intrik - intrik politik serta komersialisasi jurnalitik. Mungkin novel The Martian lebih kuat dalam penjabarannya, namun film The Martian sendiri sudah cukup adil dalam menunjukkan tokoh-tokoh penting lain dalam misi penyelamatan ini, mulai dari direktur NASA Teddy Sanders (Jeff Daniels) hingga ilmuwan Rick Purnell (Donald Glover) yang eksentrik. Banyaknya tokoh ini mungkin agak sedikit bikin bingung, tapi terbantu karena diperankan aktor aktris besar seperti Jessica Chastain, Sean Bean, Kristen Wiig, Kate Mara hingga Chiwetel Eijofor. Namun tentu saja akting yang paling menonjol adalah Matt Damon, yang mampu bermain baik memerankan karakter Mark Watney yang humoris dan optimis - walau tentu saja ia tetap masih bisa kehilangan kendali ketika cobaan demi cobaan datang. Dan melihat body-nya yang berubah dari gemuk dan sehat hingga kurus, tidak terawat dan tidak mandi selama satu setengah tahun menjadi sebuah transformasi yang menyedihkan untuk dilihat.

Lalu, apa lagi yang oke dari The Martian? Of course, the visual! Lewat sinematografi dengan set dan efek CGI yang menakjubkan, The Martian seperti memberikan pengalaman berkunjung ke planet Mars. Ini tentu saja lokasi terasing yang mengerikan, karena tubuh kita tidak diatur untuk bisa hidup di planet tersebut, namun tetap saja pemandangan buatan yang didesain berdasarkan riset yang insya Allah akurat ini (tanah berpasir merah yang tandus dan gersang yang mengingatkanmu akan Mad Max: Fury Road) memberikan saya sebuah tampilan visual yang emosional. I mean, if I die, I want to travel to out of space. Ridley Scott tentu sangat berpengalaman dalam menggarap film science fiction, jadi jangan ditanya akan aspek teknis lainnya yang tentu saja menjadi sebuah hiburan yang sangat memanjakan mata. Jadi, semakin tidak sabar untuk menunggu film living-legend ini yang kabarnya sedang menggarap sekuel Blade Runner dan Prometheus 2. May you have a long life, sir!

Overview:
Maybe one of my favorite movie this year. Tidak hanya kuat dari segi teknis dan visual, serta naskah yang melibatkan perhitungan ilmiah dan penelitian sains yang brilian sekaligus asyik, The Martian juga memberikan sentuhan fun dan sarkastik yang mungkin tidak akan kamu sangka. Sedikit humor ini tampaknya juga menjadikan saya melupakan hal-hal klise yang terjadi. Matt Damon memberikan kharisma yang simpatik dan sedikit gila, didukung ensemble cast lainnya. Gladly Ridley Scott on a right track. Surviving on Mars? In yo face, Neil Armstrong!

Komentar

  1. Aku juga lagi pengen nonton film ini, cuma ya takut nggak sebagus novelnya tetapi dari reviewnya sepertinya akan memuaskan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah belom baca novelnya mas. Malah takut novelnya terlalu ilmiah.

      Tapi filmnya sendiri memuaskan. Lebih suka The Martian malah dibandingkan Interstellar sama Gravity.

      Hapus
  2. Iya nih review review lain juga bilang bagus semuaaa. Baca review-nya Mbak Niken malah tambah tertarik >.<

    BalasHapus
  3. Baru kelar kemarin nonton, sialnya ada anak kecil kira2 5tahun yg diajak emaknya nonton jd berisik tuh anak nanya emaknya mulu jd anggu konsentrasi nonton aja,padahal jam tayang paling malam dibioskop (damn you, dasar gag ngerti etika nonton bioskop)

    Overall, Scott bikin saya puas cinematographynya dan alur cerita.
    Btw, mba niken udah nonton berapa kali? Koq detail bener ya penjabaran reviewnya? Bisa kepikiran gitu soal jurnalistiknya yg ikut dilibatkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru sekali sih.

      Iya karena kan itu ada si Kristen Wiig yang jadi direktur public relationnya. Jadi sedikit banyak bersentuhan dengan jurnalistik. Dan gimana hebohnya dunia nontonin aksi penyelamatan Mark Watney..

      Hapus
  4. jadi penasaran.. cast away digabung sama apollo 13.. sutradaranya ridley scott lagi.. semoga gak ketemu alien..

    thank reviewnya mbak.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketemu aliennya tahun depan mas. Di Prometheus 2 :D

      Hapus
  5. Aku juga suka dengan penataan sinematografinya! Aku bahkan jatuh cinta dengan font face yang digunakan selama film ini :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti nontonnya nunggu baca bukunya dulu yaaakkkk

      Hapus
  6. itu badannya matt damon beneran jadi kurus apa visual efek ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kurang tahu mas.. ada yang bilang sih efek visual aja

      Hapus
  7. Film yg keren ga bosen buat di tonton ulang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Your comment is always important to me. Share di sini!