Pixar, entah bagaimana, tidak pernah membuat film yang buruk. Mungkin perkecualian ada pada Cars dan Cars 2 yang dianggap paling buruk oleh para kritikus. Terutama Cars 2 yang cuma meraih 35 % di situs rottentomatoes. Sedangkan, Toy Story series dengan sangat luar biasa memperoleh skor hampir perfect di situs itu. Toy Story: 100%. Toy Story 2: 100% dan Toy Story 3: 99%. Begitu pula dengan film-film Pixar lainnya macam Finding Nemo, Up, Rataoutille, dan Wall-E. Yuk, langsung aja disimak pembahasan saya berikut ini. Dimulai dari bagian pertama:
TOY STORY (1995)
Genre: Animation, Kids&Family, Fantasy, Comedy
Rated: G (General)
RottenTomatoes: 100% (9/10)
Metacritic: 92/100
NikenBicaraFilm:
Sinopsis:
Woody adalah seorang mainan koboy milik Andy. Ia menjadi pemimpin di antara para mainan Andy lainnya seperti Mr.Potato Head, Bo Peep, Slinky Dog, Rex dkk karena ia adalah mainan favorit Andy. Namun suatu hari supremasi Woody berakhir dengan datangnya mainan baru Andy, high-tech astronot bernama Buzz Lightyear yang mendadak menjadi mainan favorit Andy.
Review:
Pada eranya, lebih dari satu dekade yang lalu, Pixar mengejutkan dunia dengan hadirnya sebuah film animasi pertama yang full-CGI berjudul Toy Story. Oke, secara animasi mungkin kita akan menemukan bahwa Toy Story pertama ini masih sangat kasar jika dibandingkan sekuelnya atau film-film Pixar lainnya, namun tentu saja Toy Story sudah cukup menarik perhatian siapa saja saat itu, hingga kemudian layak disebut sebagai salah satu film yang revolusioner di sejarah film animasi. Tak hanya menghadirkan animasi grafis 3 dimensi yang begitu memukau, namun Toy Story hadir dengan sejumlah keunggulan lainnya. Plot yang baik, naskah yang pintar dan kocak, scoring musik yang indah, serta karakterisasi yang tidak mudah terlupakan. Belum pernah saya cukup seemosional ini ketika menonton sebuah kartun, apalagi dengan tokoh utama mainan yang notabene merupakan benda mati. Bagi saya, adegan ketika Buzz Lightyear menyadari bahwa dirinya adalah mainan yang gag bisa terbang begitu meninggalkan kesan buat saya. Sedih rasanya melihat hal itu, terutama karena Randy Newman di bagian musik juga mampu menghadirkan lagu yang begitu pas dengan momen itu. And i really loveeee... You’ve got a friend in me, yang jadi lagu soundtrack film ini!
Saya melihat bahwa hal lain yang sangat brilian dari Toy Story tentu saja adalah naskahnya yang digarap begitu baik. Dari awal hingga akhir, saya dibikin terpingkal-pingkal dengan kelakuan para mainan-mainan itu. *Apalagi Rex dan Mr.Potato Head!. Walaupun karakternya cukup banyak, tapi kita gag dibuat pusing dengan banyaknya karakter. Lasseter mampu menghadirkan masing-masing karakter dengan baik, dengan sifat dan kelakuan yang berbeda-beda yang cukup komikal. Momen paling menggelikan tentu saja adalah ketika Woody dan Buzz terjebak di rumah Sid, anak psycho yang tinggal di sebelah rumah Andy dan hobi menyiksa mainan. Saya ketawa keras sekali melihat mainan-mainan ajaib milik Sid dan bagaimana Woody dan para mainan itu menghukum Sid atas kelakuannya yang brutal itu. Pun begitu berkesannya bagaimana Woody yang sebelumnya membenci Buzz akhirnya justru menjadikan Buzz sebagai teman baiknya. Hal ini menjadikan karakter Woody menjadi sosok yang begitu manusiawi, dengan sedikit sifat arogan dan cemburunya. Ohh... petualangan mainan-mainan itu begitu seru! Saya nyesel deh, gag pernah nonton film ini dari dulu!!!
Overview:
Toy Story adalah sebuah legenda di dunia animasi. Namun tidak hanya mengawali generasi film CGI dengan graphic design 3Dnya yang menakjubkan, Toy Story sarat akan nilai-nilai lain yang begitu sesuai untuk disaksikan anak kecil hingga orang dewasa. Selain itu Toy Story begitu komplit dalam menyajikan sebuah film yang bermutu, dengan naskahnya yang cerdas, scoring musik yang indah, karakterisasi yang baik, dan tentu saja plot kisah yang begitu menarik dan kocak untuk diikuti.
Trivia:
Woody adalah seorang mainan koboy milik Andy. Ia menjadi pemimpin di antara para mainan Andy lainnya seperti Mr.Potato Head, Bo Peep, Slinky Dog, Rex dkk karena ia adalah mainan favorit Andy. Namun suatu hari supremasi Woody berakhir dengan datangnya mainan baru Andy, high-tech astronot bernama Buzz Lightyear yang mendadak menjadi mainan favorit Andy.
Pada eranya, lebih dari satu dekade yang lalu, Pixar mengejutkan dunia dengan hadirnya sebuah film animasi pertama yang full-CGI berjudul Toy Story. Oke, secara animasi mungkin kita akan menemukan bahwa Toy Story pertama ini masih sangat kasar jika dibandingkan sekuelnya atau film-film Pixar lainnya, namun tentu saja Toy Story sudah cukup menarik perhatian siapa saja saat itu, hingga kemudian layak disebut sebagai salah satu film yang revolusioner di sejarah film animasi. Tak hanya menghadirkan animasi grafis 3 dimensi yang begitu memukau, namun Toy Story hadir dengan sejumlah keunggulan lainnya. Plot yang baik, naskah yang pintar dan kocak, scoring musik yang indah, serta karakterisasi yang tidak mudah terlupakan. Belum pernah saya cukup seemosional ini ketika menonton sebuah kartun, apalagi dengan tokoh utama mainan yang notabene merupakan benda mati. Bagi saya, adegan ketika Buzz Lightyear menyadari bahwa dirinya adalah mainan yang gag bisa terbang begitu meninggalkan kesan buat saya. Sedih rasanya melihat hal itu, terutama karena Randy Newman di bagian musik juga mampu menghadirkan lagu yang begitu pas dengan momen itu. And i really loveeee... You’ve got a friend in me, yang jadi lagu soundtrack film ini!
Saya melihat bahwa hal lain yang sangat brilian dari Toy Story tentu saja adalah naskahnya yang digarap begitu baik. Dari awal hingga akhir, saya dibikin terpingkal-pingkal dengan kelakuan para mainan-mainan itu. *Apalagi Rex dan Mr.Potato Head!. Walaupun karakternya cukup banyak, tapi kita gag dibuat pusing dengan banyaknya karakter. Lasseter mampu menghadirkan masing-masing karakter dengan baik, dengan sifat dan kelakuan yang berbeda-beda yang cukup komikal. Momen paling menggelikan tentu saja adalah ketika Woody dan Buzz terjebak di rumah Sid, anak psycho yang tinggal di sebelah rumah Andy dan hobi menyiksa mainan. Saya ketawa keras sekali melihat mainan-mainan ajaib milik Sid dan bagaimana Woody dan para mainan itu menghukum Sid atas kelakuannya yang brutal itu. Pun begitu berkesannya bagaimana Woody yang sebelumnya membenci Buzz akhirnya justru menjadikan Buzz sebagai teman baiknya. Hal ini menjadikan karakter Woody menjadi sosok yang begitu manusiawi, dengan sedikit sifat arogan dan cemburunya. Ohh... petualangan mainan-mainan itu begitu seru! Saya nyesel deh, gag pernah nonton film ini dari dulu!!!
Overview:
Toy Story adalah sebuah legenda di dunia animasi. Namun tidak hanya mengawali generasi film CGI dengan graphic design 3Dnya yang menakjubkan, Toy Story sarat akan nilai-nilai lain yang begitu sesuai untuk disaksikan anak kecil hingga orang dewasa. Selain itu Toy Story begitu komplit dalam menyajikan sebuah film yang bermutu, dengan naskahnya yang cerdas, scoring musik yang indah, karakterisasi yang baik, dan tentu saja plot kisah yang begitu menarik dan kocak untuk diikuti.
Trivia:
- “To infinity and beyond!”- kalimat yang seringkali diucapkan oleh Buzz Lightyear menjadi salah satu kalimat paling terngiang-ngiang di setiap orang yang uda pernah nonton film ini. Kalimat itu pun masuk ke dalam list AFI's 100 Years...100 Movie Quotes.
- Lasseter sang sutradara menolak untuk menjadikan Toy Story sebagai sebuah film musikal, sebagaimana yang ada pada film Disney lainnya seperti Aladin dan Lion King.
- Budget Toy Story sebesar 30 juta dollar dengan kru sebanyak 110 orang. Kalo dibandingin dengan Lion King, film Disney yang rilis setahun sebelumnya, justru Lion King membutuhkan dana dan kru yang lebih banyak, yakni 45 juta dollar dan kru 800 orang.
- Awalnya, naskah film ini sempat ditolak oleh Disney karena karakter Woody yang digambarkan terlalu brengsek, namun Pixar cepat-cepat mengganti naskah tersebut hanya dalam kurun waktu 2 minggu sebelum akhirnya disetujui untuk kemudian difilmkan.
Film pertama yg saya tonton di bioskop pas belum ada 4 tahun nih :D
BalasHapusFilm ini sangat bagus bagi gw
BalasHapusUmur gw diatas 30