Directed by Jason Eisener ; Produced by Rob Cotterill, Niv Fichman, Paul Gross, Frank Siracusa ; Written by John Davies ; Starring Rutger Hauer, Brian Downey, Gregory Smith ; Music by Alexander Rosborough ; Cinematography Karim Hussain ; Editing by Jason Eisener ; Studio Rhombus Media, Whizbang Films Inc., Yer Dead Productions ; Distributed by Alliance Films, Magnet Releasing ; Release date(s) January 21, 2011 (Sundance) March 25, 2011 (Canada) ; Running time 86 minutes ; Country Canada ; Language English ; Budget $3 million ; Gross revenue $672,648(U.S. Only)
Genre: Action
Rated: R
RottenTomatoes: 70% (6/10)
NikenBicaraFilm:
Sinopsis:
Seorang hobo (biasa dibilang sebagai seorang homeless alias tuna wisma) (Ruther Hauer) tiba di sebuah kota dimana kota itu udah ancur banget akibat banyaknya kejahatan dimana-mana. Perampokan, penculikan, pemerkosaan, pembunuhan, tampaknya sudah jadi hal yang biasa buat warga kota tersebut. Di antara penjahat-penjahat itu mafia utamanya adalah Drake (Brian Downey), dengan kedua anaknya Slick (Gregory Smith) dan Ivan (Nick Bateman). Awalnya, si hobo ini gag ingin bertindak apa-apa. Cita-citanya cuma pengen nabung buat bisa beli mesin pemotong rumput. Sampai suatu ketika, hatinya pun terpanggil dan ia ingin membunuh para penjahat tersebut dan menyelamatkan seorang pelacur bernama Abby (Molly Dunsworth)
Review:
Masih inget Grindhouse kan? Film produksi tahun 2007 punya Quentin Tarantino - diberi judul tersebut karena Grindhouse merujuk pada sebuah bioskop di Amerika yang memutar film-film kelas B dan keseringan bertema eksploitasi. Grindhouse film tahun 2007 itu terdiri dari dua bagian, Planet Terror milik Robert Rodriguez dan Death Proof milik Quentin Tarantino. Kalo udah nonton pasti tau gimana ceritanya. Plot gag penting, logika harap dibuang, yang penting ada adegan cewek seksi dan action yang nikmat untuk ditonton. Waktu pertama nonton saya juga dibikin gag nyambung dengan adegan Rose McGowan yang memakai senapan sebagai pengganti kakinya yang putus di Planet Terror atau adegan kejar-kejaran mobil yang gag penting di Death Proof. Tapi entahlah, di tangan Rodriguez dan Tarantino, seolah-olah film kelas-B tersebut jadi naik kelas. Mungkin karena emang disutradarai oleh sutradara yang diakui reputasinya. Atau mungkin jika sengaja dibikin konyol, maka film tersebut malah jadi film yang jenius. Hehe.
Bersama dengan Machete yang dibintangi oleh Danny Trejo dan si trouble-maker Lindsay Lohan, Hobo With a Shotgun boleh dikatakan sebagai spin-off film Grindhouse tersebut yang diangkat dari fake-trailer Grindhouse. Jadi, berasal dari ide Tarantino, sebelum perilisan film Grindhouse diadakan kontes bikin trailer palsu untuk mendukung perilisan film Grindhouse itu sendiri. Nah, Hobo With A Shotgun ini adalah film kedua yang berasal dari trailer palsu tersebut yang akhirnya diangkat jadi film. *yang pertama ya Machete yang disutradarai oleh Robert Rodriguez.
Oke. Film kelas B memang biasanya gag jelas gitu. Biasanya lebih sering mengumbar eksploitasi, dengan genre horror dan action. Budgetnya juga tipis. Jadi, jangan harap Anda mendapatkan kisah yang mengesankan dari Hobo With A Shotgun. Karena emang film ini sengaja dibikin seperti itu. Anda hanya akan mendapatkan adegan sadis dan tembak-tembakan yang seru, plus banyaknya adegan murahan. Tapi, jujur saya sangat menikmati film ini. Banyak sekali adegan konyol yang mampu membuat saya tertawa terbahak-bahak sambil sesekali mengumpat karena sadisnya adegan yang ditampilkan. Hobo With A Shotgun jelas adalah sebuah film yang tidak akan membuat Anda berpikir karena filmnya emang film action yang begitu sederhana.
Ada yang bertanya bagaimana dengan adegan sadisnya? Yuk dicek. Adegan kepala terpenggal dan darah muncrat plus seorang cewek seksi menari-nari di atasnya? cek. Adegan tangan terpotong? Cek. Adegan makan beling? Cek. Adegan orang mati digantung? Cek. Adegan usus terburai? Cek. Adegan pen*s meledak? Cek. Adegan anak-anak terbakar dalam bus idup-idup? Cek. Adegan membacok orang dengan sepatu ice skating? Cek. Tuh kan, paket lengkap. Haha. Buat yang gag kuat liat film beginian (*biasanya cewek-cewek*), ya saya saranin gag usah diliat. Tapi buat yang suka, saya yakin Anda pasti terhibur. Saya cukup senang dengan adegan actionnya yang sadis. *sumpah, tapi saya normal. bukan psycho!
Yang saya sukai juga scoring musiknya yang benar-benar sesuai dengan mood filmnya sendiri. Benar-benar bikin saya makin menikmati menonton film ini. Sinematografinya juga sangai baik, dan saya suka warna-warna yang menghiasi film ini. Dengan anggaran yang sangat minim, menurut wiki 3 juta dollar *kalo dikurs rupiah tetep aja besar banget*, Hobo With A Shotgun mampu tampil dengan maksimal. Baik dari segi efek dan propertinya. Darah muncratnya kayak darah beneran, dan kepala terpenggalnya kayak kepala beneran. Semua itu menjadikan Hobo with A Shotgun benar-benar film kelas B yang worth it banget buat ditonton. Serius. Saking seriusnya saya sampe saya berani kasih skor 4,5!
Overview:
Sebuah cult movie yang worth-it banget buat ditonton. Especially buat penggemar gore-movie atau action-movie.
Seorang hobo (biasa dibilang sebagai seorang homeless alias tuna wisma) (Ruther Hauer) tiba di sebuah kota dimana kota itu udah ancur banget akibat banyaknya kejahatan dimana-mana. Perampokan, penculikan, pemerkosaan, pembunuhan, tampaknya sudah jadi hal yang biasa buat warga kota tersebut. Di antara penjahat-penjahat itu mafia utamanya adalah Drake (Brian Downey), dengan kedua anaknya Slick (Gregory Smith) dan Ivan (Nick Bateman). Awalnya, si hobo ini gag ingin bertindak apa-apa. Cita-citanya cuma pengen nabung buat bisa beli mesin pemotong rumput. Sampai suatu ketika, hatinya pun terpanggil dan ia ingin membunuh para penjahat tersebut dan menyelamatkan seorang pelacur bernama Abby (Molly Dunsworth)
Masih inget Grindhouse kan? Film produksi tahun 2007 punya Quentin Tarantino - diberi judul tersebut karena Grindhouse merujuk pada sebuah bioskop di Amerika yang memutar film-film kelas B dan keseringan bertema eksploitasi. Grindhouse film tahun 2007 itu terdiri dari dua bagian, Planet Terror milik Robert Rodriguez dan Death Proof milik Quentin Tarantino. Kalo udah nonton pasti tau gimana ceritanya. Plot gag penting, logika harap dibuang, yang penting ada adegan cewek seksi dan action yang nikmat untuk ditonton. Waktu pertama nonton saya juga dibikin gag nyambung dengan adegan Rose McGowan yang memakai senapan sebagai pengganti kakinya yang putus di Planet Terror atau adegan kejar-kejaran mobil yang gag penting di Death Proof. Tapi entahlah, di tangan Rodriguez dan Tarantino, seolah-olah film kelas-B tersebut jadi naik kelas. Mungkin karena emang disutradarai oleh sutradara yang diakui reputasinya. Atau mungkin jika sengaja dibikin konyol, maka film tersebut malah jadi film yang jenius. Hehe.
Bersama dengan Machete yang dibintangi oleh Danny Trejo dan si trouble-maker Lindsay Lohan, Hobo With a Shotgun boleh dikatakan sebagai spin-off film Grindhouse tersebut yang diangkat dari fake-trailer Grindhouse. Jadi, berasal dari ide Tarantino, sebelum perilisan film Grindhouse diadakan kontes bikin trailer palsu untuk mendukung perilisan film Grindhouse itu sendiri. Nah, Hobo With A Shotgun ini adalah film kedua yang berasal dari trailer palsu tersebut yang akhirnya diangkat jadi film. *yang pertama ya Machete yang disutradarai oleh Robert Rodriguez.
Oke. Film kelas B memang biasanya gag jelas gitu. Biasanya lebih sering mengumbar eksploitasi, dengan genre horror dan action. Budgetnya juga tipis. Jadi, jangan harap Anda mendapatkan kisah yang mengesankan dari Hobo With A Shotgun. Karena emang film ini sengaja dibikin seperti itu. Anda hanya akan mendapatkan adegan sadis dan tembak-tembakan yang seru, plus banyaknya adegan murahan. Tapi, jujur saya sangat menikmati film ini. Banyak sekali adegan konyol yang mampu membuat saya tertawa terbahak-bahak sambil sesekali mengumpat karena sadisnya adegan yang ditampilkan. Hobo With A Shotgun jelas adalah sebuah film yang tidak akan membuat Anda berpikir karena filmnya emang film action yang begitu sederhana.
Ada yang bertanya bagaimana dengan adegan sadisnya? Yuk dicek. Adegan kepala terpenggal dan darah muncrat plus seorang cewek seksi menari-nari di atasnya? cek. Adegan tangan terpotong? Cek. Adegan makan beling? Cek. Adegan orang mati digantung? Cek. Adegan usus terburai? Cek. Adegan pen*s meledak? Cek. Adegan anak-anak terbakar dalam bus idup-idup? Cek. Adegan membacok orang dengan sepatu ice skating? Cek. Tuh kan, paket lengkap. Haha. Buat yang gag kuat liat film beginian (*biasanya cewek-cewek*), ya saya saranin gag usah diliat. Tapi buat yang suka, saya yakin Anda pasti terhibur. Saya cukup senang dengan adegan actionnya yang sadis. *sumpah, tapi saya normal. bukan psycho!
Yang saya sukai juga scoring musiknya yang benar-benar sesuai dengan mood filmnya sendiri. Benar-benar bikin saya makin menikmati menonton film ini. Sinematografinya juga sangai baik, dan saya suka warna-warna yang menghiasi film ini. Dengan anggaran yang sangat minim, menurut wiki 3 juta dollar *kalo dikurs rupiah tetep aja besar banget*, Hobo With A Shotgun mampu tampil dengan maksimal. Baik dari segi efek dan propertinya. Darah muncratnya kayak darah beneran, dan kepala terpenggalnya kayak kepala beneran. Semua itu menjadikan Hobo with A Shotgun benar-benar film kelas B yang worth it banget buat ditonton. Serius. Saking seriusnya saya sampe saya berani kasih skor 4,5!
Overview:
Sebuah cult movie yang worth-it banget buat ditonton. Especially buat penggemar gore-movie atau action-movie.
Komentar
Posting Komentar
Your comment is always important to me. Share di sini!